DONWLOAD MP3 LYRICS & CHORD

Sendau gurau gadis tani  Kicau burung yang bernyanyi Pada musim petik buah  Di gunung jadi riang  Dan berseri sehari hari  Riang dan berseri Berseri menyambut Panen datang  Semusim sekali Yang sedang pergi lari pulang  Ke ladang kembali Bangku sekolah jadi diam sendiri  Ditinggalkan sendiri bersedih Pada musim petik buah  Di gunung jadi riang Dan berseri sehari hari  Riang dan berseri Berseri menyambut Panen datang  Semusim sekali Sendau gurau gadis tani  Kicau burung yang bernyanyi Pada musim petik buah  Di gunung jadi riang  Dan berseri sehari hari  Riang dan berseri Berseri menyambut Panen datang  Semusim sekali Yang sedang pergi lari pulang  Ke ladang kembali Bangku sekolah jadi diam sendiri  Ditinggalkan sendiri bersedih Pada musim petik buah  Di gunung jadi riang Dan berseri sehari hari  Riang dan berseri Berseri menyambut Panen datang  Semusim

Dengar angin mengusik  Batang batang padi Sebelum matahari  Meninggalkan senja Dengar juga senandung  Di balik jendela Sebelum memasuki sunyi Rumah kecil  Bukalah pintu pagarmu Kan ku ajak gadismu  Meninggalkan kamarnya Memetik kembang kembang  Rumput liar Di pematang di sisi kali Lihatlah di sana gadisku  Perahu para penggali pasir Dan anak anak gembala  Bertopi koran  Berangkat pulang ke rumah Malam oh malam  Jangan turun di sini Jangan kurung gadisku  Dengan sayapmu Biarkan dia bersama cahaya  Yang memancar dari cintaku Lihatlah di sana gadisku  Perahu para penggali pasir Dan anak anak gembala  Bertopi koran  Berangkat pulang ke rumah

Gadis berkebaya naik sepeda  Bernama Siti Julaika Dari keluarga rakyat jelata Gadis berkebaya Siti Julaika  Lala...lala Ia bekerja di sebuah pabrik gula Tenaganya hanya dibayar murah Durahim pacarnya pun Kerja di sana Setiap bulan menabung bersama Untuk sebuah rumah tinggal Ketika musim bunga tebu tiba Mereka memotong tangkai gelagah Dan menjualnya Untuk mainan anak Mereka rindu anak anak Gadis berkebaya Siti Julaika lala Lala Mereka menikah Bulan berikutnya Dengan upacara sederhana saja Dengan upah kerja sedikit saja Setiap bulan menabung bersama Untuk sebuah rumah tinggal Ketika lahir anak pertama Mereka sudah tidak bekerja Pabrik gula Kurangi tenaga kerja Mesin mesin telah tiba

J alan ini kembali kita lalui Pohon dan batu Masih tetap seperti dulu Menjadi sebagian kenangan Juga kini kembali kita rasakan Kehangatan dari jiwa  Yang saling genggam Menimbulkan keindahan asmara Jangan pikirkan akhir perjalanan ini Kemarin dan esok  Bukanlah batas dari waktu Di depan kita Terbentang langit bebas Tak setiap jalan harus Berakhir di ujung Wooo Lala...lalalala...lalala Lalalala...hooo...hooo Pejamkanlah kedua matamu Sentuhkan tangan pada relung  Yang paling dalam Dan teraba rahasia di dada Jangan pikirkan akhir perjalanan ini Kemarin dan esok  Bukanlah batas dari waktu Di depan kita Terbentang langit bebas Tak setiap jalan harus Berakhir di ujung Wooo Lala...lalalala...lalala Lalalala...hooo...hooo

Dengarkan nyanyian dari bukit Yang kelam jauh di sana Nyanyian tentang padang padang Gairah hidup berkembang Ada gadis asyik menenun Menangkap derapnya pagi Bisikkan angin aroma kembang Digambar dilengkung langit Ada pemuda bersenandung  Tentang desir air mengalir Badannya hitam berkeringat  Dibakar matahari Lepas lepas lepas lepas jiwaku Menyusuri bukit dan lembah Lepas lepas lepas lepas jiwaku Dan berkumpul bersama mereka Lepas lepas lepas lepas jiwaku Dan berkumpul bersama mereka Hohooo Rembulan tersipu di sana Memanggil jiwa berdendang Lihatlah tumpukan jerami  Rebana mereka mainkan Kaki kaki telanjang digoyang Merindukan damai terpaut Gemerisik kayu kerincing merjan Membakar beku malam Pegang pegang pegang Pegang tanganku Dan menari bersama angin Hentak hentak hentak Hentak kakimu Jangan injak ujung kainku Hentak hentak hentak Hentak kakimu Jangan injak uju

Bila aku berjalan di bawah panas Awan yang datang Ku bayangkan cintamu Madu kembang yang harum  Tak sabar menanti kumbang datang Senyum kecilmu Lebih dari pesta raya Ku gapai engkau bagaikan dunia Deburan jantungku lebih gemuruh  Dari ombak lautan Bila gelap Malam datang menghampiri Engkau hadir dalam mimpi mimpiku Yang membersihkan debu Dari pikiranku engkau dekat selalu Hari hariku bahagia bersamamu Kau penuh gairah bagai cahaya surya Tapi kau juga bumi tempat tumbuh  Segala duka cita Bila gelap Malam datang menghampiri Engkau hadir dalam mimpi mimpiku Yang membersihkan debu Dari pikiranku engkau dekat selalu Bila gelap Malam datang menghampiri Engkau hadir dalam mimpi mimpiku Yang membersihkan debu Dari pikiranku engkau dekat selalu

Datanglah kekasih Biar pun hari hujan Cintakan mengiringimu Dengan kehangatan Bawa saja seluruh kerinduanmu Hujan pun tahu kita bertemu Langkahkan kakimu sepenuh irama Biarkan jejakmu membekas di jalan Buka saja mantolmu Basahkan tubuhmu Hujan pun tahu kita bertemu Para muda kasmaran Mari bergabung Didalam cinta menembus mendung Basahkan basahkan seluruh badan Tinggalkan semua beban  Bebaskan pundakmu Arahkan kakimu hanya padaku Langkahkan kakimu sepenuh irama Biarkan jejakmu membekas di jalan Buka saja mantolmu Basahkan tubuhmu Hujan pun tahu kita bertemu Para muda kasmaran Mari bergabung Didalam cinta menembus mendung Basahkan basahkan seluruh badan Tinggalkan semua beban  Bebaskan pundakmu Arahkan kakimu hanya padaku

Wagiman tua menatap jauh Duduk bersandar pada tangannya Kampung halaman  Terbayang sepanjang jalan Dalam ferry yang menancap  Ke Tanah Jawa Delapan tahun ia tak pulang Kerinduan itu terus memanggil Pada desa yang terpaksa Ia tinggalkan Karena tak memberikan Lagi harapan Angin bertiup Melemparkan gelombang Buih di buritan melepaskan kapal Wagiman tua menghelai panjang Harapan dimana mana Ternyata hampa Wagiman tua beranak lima Menggarap tanah bersama sama Namun panen hanya idaman saja Tumbuhan mengering letih sedih Ferry merapat mengikatkan tambang Penumpang turun menjinjing bawaan Wagiman tua tertegun Melihat desanya Kini tenggelam ditelan Air bendungan Delapan tahun ia tak pulang Kerinduan itu terus memanggil Pada desa yang terpaksa Ia tinggalkan Karena tak memberikan Lagi harapan

Berjalan di bawah lorong pertokoan  Di Soerabaya yang panas Debu debu ramai berterbangan  Dihempas oleh bis kota Bis kota sudah miring ke kiri     Oleh sesaknya penumpang Aku terjepit disela sela       Ketiak para penumpang Yang bergantungan Bis kota sudah miring ke kiri    Oleh sesaknya penumpang Aku terjepit disela sela      Ketiak para penumpang Yang bergantungan Berjalan di bawah lorong pertokoan Di Soerabaya yang panas Debu debu ramai berterbangan Dihempas oleh bis kota

Tiba saat mengerti jerit suara hati Yang letih meski mencoba  Melabuhkan rasa yang ada Mohon tinggal sejenak  Lupakanlah waktu Temani airmataku teteskan lara Merajut asa menjalin mimpi  Hendapkan sepi sepi Cintakan membawamu Kembali disini Menuai rindu membasuh perih Bawa serta dirimu Dirimu yang dulu Mencintaiku apa adanya Saat dusta mengalir Jujurkanlah hati Benamkan batin jiwamu Genangkan cinta seperti dulu Saat bersama tak ada keraguan Cintakan membawamu kembali disini Menuai rindu membasuh perih Bawa serta dirimu Dirimu yang dulu Mencintaiku apa adanya Cintakan membawamu Kembali disini Menuai rindu membasuh perih Bawa serta dirimu Dirimu yang dulu Mencintaiku apa adanya Cintakan membawamu Dirimu yang dulu Mencintaiku apa adanya Cintakan membawamu Kembali disini Menuai rindu membasuh perih

Kau bisikkan kata cinta  Kepadaku setiap waktu Kau pastikan takkan tinggalkanku  Selalu bersama Mungkinkah kau mencintai diriku  Selama lamanya  Hingga maut memisahkan Bukan hanya cinta yang sesaat  Terus menghilang  Bila hasrat telah usai Bukan berarti aku tak percaya  Kamu kesungguhanmu Tapi derita dimasa yang lalu  Belum juga hilang Selalu membayangi Mungkinkah kau mencintai diriku  Selama lamanya  Hingga maut memisahkan Bukan hanya cinta yang sesaat  Terus menghilang  Bila hasrat telah usai Mungkinkah terwujud keabadian ? Mungkinkah kau mencintai diriku  Selama lamanya  Hingga maut memisahkan Bukan hanya cinta yang sesaat  Terus menghilang  Bila hasrat telah usai Bila hasrat telah usai  Bila hasrat telah usai  Bila hasrat telah usai  Bila hasrat telah usai

Lembaran baruku Datang menghampiri  Tak pernah ku sangka itu kamu Garis tanganku membawaku  Ke kamu terpesona olehmu Aku bahagia disayangi  Kamu juara perhatianmu Aku pun sempurna dicintai  Kamu istimewanya hidupku Lembaran baruku Datang menghampiri  Tak pernah ku sangka itu kamu Garis tanganku membawaku  Ke kamu terpesona olehmu Aku bahagia disayangi  Kamu juara perhatianmu Aku pun sempurna dicintai  Kamu istimewanya hidupku Aku bahagia disayangi  Kamu juara perhatianmu Aku pun sempurna dicintai  Kamu istimewanya istimewanya Aku bahagia disayangi  Kamu juara perhatianmu Aku pun sempurna dicintai  Kamu istimewanya hidupku Juara perhatianmu  Istimewanya hidupku Lembaran baruku  Datang menghampiri

Aku tak ingin dicintai  Bila tak sepenuh hati Aku tak ingin dimiliki  Bila tak sepenuh hati Aku tak mau kau sayangi  Bila kau setengah hati Aku tak mau kau ingini  Bila kau setengah hati Karena hatiku tak akan ku beri  Pada kekasih yang tidak baik hati Jadi daripada  Aku mengharap kesunguhanmu Aku lebih memilih  Pergi dan cari penggantimu Aku tak ingin mencintai  Bila tak sepenuh hati Aku tak ingin memiliki  Bila tak sepenuh hati Karena hatiku tak akan ku beri  Pada kekasih yang tidak baik hati Jadi daripada  Aku mengharap kesunguhanmu Aku lebih memilih  Pergi dan cari penggantimu Karena hatiku tak akan ku beri  Pada kekasih yang tidak baik hati Karena hatiku tak akan ku beri  Pada kekasih yang tidak baik hati Jadi daripada  Aku mengharap kesunguhanmu Aku lebih memilih  Pergi dan cari penggantimu Karena hatiku tak akan ku beri  Pada kekasih yang tidak baik hati Jadi daripada  Aku mengharap kesunguh

Semuanya telah terjadi  Cintaku telah pergi Dan kini ku sendiri  Tanpa dirimu lagi Tak mudah menepis cerita indah Semusim telah ku lalui  Telah ku lewati tanpa dirimu Tetapi bayang wajahmu  Masih tersimpan di hati Tak pernah ku bayangkan  Kau putuskan cintaku Ku coba tuk lupakan  Semua tentang dirimu Tak mudah bagiku melupakanmu Semusim telah ku lalui  Telah ku lewati tanpa dirimu Tetapi bayang wajahmu  Masih tersimpan di hati Semusim telah ku lalui  Telah ku lewati tanpa dirimu Tetapi bayang wajahmu  Masih tersimpan di hati Semusim telah ku lalui  Telah ku lewati tanpa dirimu Tetapi bayang wajahmu  Masih tersimpan di hati Semusim telah ku lalui  Telah ku lewati tanpa dirimu Tetapi bayang wajahmu  Masih tersimpan di hati

Pulanglah tidak ada yang harus  Kamu takutkan Cintamu tidak akan mati  Waktu bisa berubah  Situasi bisa berganti Tapi percayalah cinta sejati  Selalu memberi daya hidup Ingin ku akui  Cinta yang kau beri Ingin ku akhiri  Sepi dan sendiri Siapa yang mengerti  Perih dalam hati Ingin ku akhiri  Pahitnya misteri Hasrat untuk tepiskan  Semua kenyataan Dan seribu bayangan hilang Cinta itu menjauhlah  Tinggalkanlah aku sendiri Cinta itu musnahkanlah  Karena kau satu satunya Cinta itu menjauhlah  Tinggalkanlah aku sendiri Cinta itu musnahkanlah  Karena kau satu satunya  Yang ku cintai Siapa yang mengerti  Perih dalam hati Ingin ku akhiri  Pahitnya misteri Hasrat untuk tepiskan  Semua kenyataan Dan seribu bayangan hilang Cinta itu menjauhlah  Tinggalkanlah aku sendiri Cinta itu musnahkanlah  Karena kau satu satunya Cinta itu menjauhlah  Tinggalkanlah aku sendiri Cinta itu musnahkanlah  Karen