DONWLOAD MP3 LYRICS & CHORD Skip to main content

Posts

Showing posts from January 7, 2016

Kunci Gitar - Dermaga Biru - Thomas Arya FT. Elsa Pitaloka

 

Ebiet G Ade - Masih Ada Waktu

Bila masih mungkin  Kita menorehkan batin Atas nama jiwa  Dan hati tulus ihklas Mumpung masih ada  Kesempatan buat kita Mengumpulkan bekal  Perjalanan abadi Kita pasti ingat  Tragedi yang memilukan Kenapa harus mereka Yang terpilih menghadap Tentu ada hikmah  Yang harus kita petik Atas nama jiwa  Mari heningkan cipta Kita mesti bersyukur  Bahwa kita masih diberi waktu Entah sampai kapan  Tak ada yang bakal Dapat menghitung Hanya atas kasihnya  Hanya atas kehendaknya Kita masih bertemu matahari Kepada rumpun ilalang  Kepada bintang gemintang Kita dapat mencoba  Meminjam catatannya Sampai kapankah gerangan  Waktu yang masih tersisa Semuanya menggeleng  Semuanya terdiam Semuanya menjawab  Tak mengerti Yang terbaik hanyalah  Segeralah bersujud Mumpung kita Masih diberi waktu Kita mesti bersyukur  Bahwa kita Masih diberi waktu Entah sampai kapan  Tak ada yang bakal Dapat menghitung

Ebiet G Ade - Titip Rindu Buat Ayah

Di matamu masih tersimpan  Selaksa peristiwa Benturan dan hempasan terpahat  Di keningmu Kau nampak tua dan lelah  Keringat mengucur deras Namun kau tetap tabah  Hehehehehehem...  Meski napasmu kadang tersengal Memikul beban yang makin sarat  Kau tetap bertahan Engkau telah mengerti hitam  Dan merah jalan ini Keriput tulang pipimu  Gambaran perjuangan Bahumu yang dulu kekar  Legam terbakar matahari Kini kurus dan terbungkus  Hehehehehehem... Namun semangat tak pernah pudar Meski langkahmu kadang gemetar  Kau tetap setia Ayah dalam hening sepi ku rindu Untuk menuai padi milik kita Tapi kerinduan Tinggal hanya kerinduan Anakmu sekarang Banyak menanggung beban Engkau telah mengerti hitam  Dan merah jalan ini Keriput tulang pipimu  Gambaran perjuangan Bahumu yang dulu kekar Legam terbakar matahari Kini kurus dan terbungkus  Hehehehehehem... Namun semangat tak pernah pudar Meski langkahmu kadang geme

Ebiet G Ade - Biarlah Aku Diam

Biarlah aku pulang  Di tengah lautan Kerinduan yang bergelora  Memecahkan kepala Semoga terhempas gelombang  Dan berhenti mengejarku Bahkan pernah ku curi  Sehelai rambutnya Aku tanam di depan pintu  Jelas ada maksudnya Setiap pagi aku langkahi  Agar dia yang terjerat Dalam bayang bayanganku Mungkin aku telah keliru  Mencoba melupakannya Kalah dengan semua suara Suara yang menghujam Walau jauh di dasar hati  Masih aku simpan senyumnya Bagaimanakah harus bagaimana  Biarlah aku diam  Di tengah gelombang Aku tunggu tetesan embun  Ku hirup sampai tuntas Bayangannya melompat lompat  Bermain dalam pikiran Bermain dalam impian Mungkin aku telah keliru  Mencoba melupakannya Kalah dengan semua suara  Suara yang menghujam Walau jauh di dasar hati  Masih aku simpan senyumnya Bagaimanakah harus bagaimana  Prasangka yang harus ku bela  Atau suara mereka Biarkanlah aku sendiri Aku perlu waktu untuk meren

Ebiet G Ade - Untuk Kita Renungkan

Kita mesti telanjang  Dan benar benar bersih Suci lahir dan di dalam batin Tengoklah ke dalam  Sebelum bicara Singkirkan debu  Yang masih yang melekat Hohoho Singkirkan debu Yang masih melekat Dududududu...dudududu Hooo Hohohoho...hooho Hohohohoho Anugerah dan bencana  Adalah kehendaknya Kita mesti tabah menjalani Hanya cambuk kecil agar kita sadar Adalah dia di atas segalanya Hohoho Adalah dia di atas segalanya Anak menjerit jerit  Asap panas membakar Lahar dan badai menyapu bersih Ini bukan hukuman  Hanya satu isyarat Bahwa kita mesti banyak berbenah Memang bila kita kaji lebih jauh  Dalam kekalutan masih banyak tangan Yang tega berbuat nista...hohoho Tuhan pasti telah memperhitungkan  Amal dan dosa yang kita perbuat Kemanakah lagi kita kan sembunyi Hanya kepadanya kita kembali Tak ada yang bakal bisa menjawab  Mari hanya runduk sujud padanya Dududududu...dudududu...hooo Hohohoho...h

Ebiet G Ade - Bunga Bunga Cinta

Geriaknya seperti sejuta bintang  Pancaran matamu bening cemerlang Aku pun terkesima hilanglah kata kata Deguk jantungku menggelegar  Gelora cinta pun deras  Mengalir tak terbendung Semburatnya seperti cipratan embun Tergambar dalam senyumanmu teduh Ulurkanlah tanganmu  Alirkanlah cintamu Aku terpana tanpa daya  Lebih berpacu mengejar  Impian bunga cinta   Aku memang lelaki Yang tak beruntung Tak punya apa pun Yang dapat ku banggakan Sementara engkau terlalu sempurna Hampir hanya terwujud  Dalam bayang bayang Hanya dalam bayang Semburatnya seperti cipratan embun Tergambar dalam senyumanmu teduh Ulurkanlah tanganmu alirkanlah cintamu Aku terpana tanpa daya  Lebih berpacu mengejar impian Bunga cinta Getar getar cintaku dan cintamu Terwujudlah semua angan anganku Aku ada bersamamu  Engkau ada bersamamaku Selamat pagi isi bumi  Selamat tinggal Bayang bayang sepi Selamat tinggal Bayang bayang sepi

Ebiet G Ade - Dendang Kita Bersama

Setiap nyanyian cinta  Mesti terdengar lembut Penuh bisikan rindu  Penuh kembang pemanis Airmata pun tetes  Getar jantung berdetak Puisi jingga kita terlena Dendang belantara  Orkes kehidupan Kadang jantan perkasa  Kadang rintih memelas Angin gunung dan ngarai  Bagai konser simphony Adanya kekal adanya abadi Kawan mari kita coba  Pikir sejenak Bila kita tengah mabuk asmara Bumi menjadi sempit  Langit pun menjepit Lalu lalang kehidupan terhenti Kenapakah setiap kali kita  Merasa kehilangan Aku usulkan singkirkan saja Kita dengar nyanyian alam Kita simpan jadi nyanyian Dendang kebebasan  Gema potret merdeka Lahir dari jiwa tenteram sejahtera Setiap orang pun bebas  Untuk turut bernyanyi Meski pun sumbang  Lepas terdengar Kawan mari kita coba  Pikir sejenak Bila kita tengah mabuk asmara Bumi menjadi sempit  Langit pun menjepit Lalu lalang kehidupan terhenti Kenapakah setiap kali kita  Merasa k

Ebiet G Ade - Dimanakah Matahariku

Pohon pinus di tengah hutan Terduduk ia sendiri  Menjerit tak bersuara Angin gunung basa basi Menyapa dan terbang  Entah kemana Jalan setapak terbungkus kabut Darahku dan jiwaku  Menyatu di telan bumi Kerlap kerlip kunang kunang  Memancarkan kebisuan Aku berjalan Hanya dengan matahati Bernapas hanya dengan tekad Aku mendaki penuh dengan Teka teki Dimanakah matahariku Aku terantuk sebatang dahan  Melintang di depanku Meghentikan pengembaraan Tanda tanya gundah hati  Kapankah akan terjawab Di sinilah di dalan dada  Menetes temurun cintaku Bara hidup Di sinilah di dalam jiwa  Mengalir hasratku Mengikuti petunjukmu  Mengikuti petunjukmu

Ebiet G Ade - Ingin Ku Petik Bintang Kejora

Mengapa kau tak melihat  Apa yang aku pikirkan Semuanya terbuka  Terbaca di mataku Mengapa kau tak peduli  Isyarat yang ku kirimkan Lewat sejuta puisi  Lewat selaksa bunga Engkau tetap diam membeku Kau tepiskan mimpi mimpiku Ku hunus pedang cinta Ku petikan asmara Semula kau tetap diam  Kemudian kau tersenyum Ingin ku beri bintang kejora  Untuk ku sematkan di dadamu Ho...uwo...uwo...di jantungmu Mengapa hanya namamu  Terpatri dalam jiwaku Haruskah aku menyerah  Sebelum aku coba Engkau tetap diam membeku  Kau tepiskan mimpi mimpiku Ku hunus pedang cinta  Ku petikkan asmara Semula kau tetap diam  Kemudian kau tersenyum Ingin ku beri bintang kejora  Untuk ku sematkan di dadamu Ho...uwo...uwo...di jantungmu

Ebiet G Ade - Kembara Lintasan Panjang

Perjalanan yang tak pernah ku duga  Menelusri kemarau Melangkahi hari hari gelap  Mengais di bumi yang panas Pemahaman makna yang maha sulit  Menerjemahkan khayalan Melengkapi semua kenyataan hidup  Di alam semesta Matahari menumbuhkan Jaringan pikiran Kehangatannya mesti kita hayati Matahati mungkin Jauh lebih banyak melihat Kejujuran sering terkubur Di dasar jiwa Perjalanan yang tak pernah selesai  Kecuali atas kehendaknya Memahami inti kehidupan  Keletihan pun tak terasa Matahari menumbuhkan Jaringan pikiran Kehangatannya mesti kita hayati Matahati mungkin Jauh lebih banyak melihat Kejujuran sering terkubur Di dasar jiwa Sering terbenam di bawah mat a

Ebiet G Ade - Ketika Aku Mulai

K etika aku masih belum banyak tahu Hidup ini ku anggap begitu mudah Hanya menghirup udara  Dan menghembuskan kembali Seperti bermain main  Tak ada beban ku pikul di pundakku Ketika aku mulai kenal gelora Ingin ku jelajahi sudut sudut bumi Entah berapa lamanya  Entah berapa jauhnya Kan ku tuang dalam jiwa  Dan aku mulai bertemu  Banyak kesulitan Malam tunjukanlah keheninganmu Aku tengah bercermin dalam gelap Telah jauh perjalanan Yang aku tempuh Telah banyak peristiwa aku lihat Dan sekarang aku merasa berhutang Untuk mengisi kemerdekaan Meskipun hanya lewat nyanyian Ku hembuskan ruh perjuangan Ketika mulai beranjak tua Hari hari terasa semakin singkat Saatnya untuk mengabdi  Berkorban untuk bangsaku Menebus keterlambatan  Saat aku lahir perang telah usai

Ebiet G Ade - Langit Terluka

Jala api lidahnya terjulur  Menyengat wajah bumi Awan terbakar  Langit berlubang menganga Menyeringai bagaikan terluka Pohon pohon terkapar  Letih tanpa daya Mata air terengah engah dahaga Burung burung Hanya basa basi berkicau Lapisan jagad terkelupas  Semua karena ulah kita Warisan untuk anak cucu nanti  Oooh...oooh Jala api lidahnya berkelit  Saat ingin ku tangkap Terlampau naip  Angan angan yang ku rajut Untuk menyelamatkan dunia Setiap detik Ingin ku tanam pepohonan Mata air ku lahir embun surgawi Burung burung Ku ajari bernyanyi nyanyi Ku hapus semua mimpi buruk  Dan mekarlah bunga bunga Masa depan buat mereka ohooo Bila matahari bangkit dari tidur Aku mulai berpikir Bagaimanakah caranya Bila sinar rembulan Mulai merah menyala Aku masih berharap Kearifan yang kuasa Bila matahari bangkit dari tidur Aku mulai berpikir Bagaimanakah caranya Ohooo Bila sinar rembulan Mulai merah menyala

Ebiet G Ade - Sebuah Tragedi 1981

Dia nampak tegak  Berdiri gagah perkasa Berteriak tegaskan  Lantang ia nahkoda Sebentar gelap enggan turun  Asap tebal lapar menyuluh Jeritan yang panjang  Rintihan yang dalam  Derap yang terbakar ia tak diam Dudududududu...dudududududu Dia nampak sigap  Bergerak dibalik api Seperti ada yang berbisik  Ia tersenyum Bila bersandar kepadanya  Terasa ada tangan yang terulur Bibirnya yang kering  Serentak membasah  Tangannya yang jantan  Tak kenal diam Bertanya kepadanya  Meski apalagi Semua telah dikerjakan  Tak ada yang tertinggal Geladak banjir terbenam oh Harapan belum pudar Masih ada yang ditunggu  Mukjizat darinya...ha Atau bila segalanya harus selesai  Pasrah terserah kepadanya Dia nampak duduk terpecut  Tengah berdoa Ia hadirkan semua  Putranya ia pamitan Tanggungjawab yang ia junjung  Dan rasa kemanusiaan Ia telah bersumpah  Selamatkan semua Ia rela berkorban jiwa dan raga Dududududud

Ebiet G Ade - Sepucuk Surat Cinta

Coba kau tinggalkan aku sendiri  Untuk belajar menahan kerinduan Dan untuk menimbang Sampai seberapa Kadar cinta kasihku kan padamu  Sampai seberapa Kesetiaanku padamu Coba kau biarkan aku berpikir  Apa yang mesti ku katakan padamu Setiap orang selalu saja bicara  Tentang masa depan dan masa silam Aku akan jujur saja  Ku katakan aku cinta padamu Ku lihat kaki kaki burung berdansa Ku dengar putik putik Kembang berdendang Itukah pertanda aku jatuh cinta Itukah pertanda hatiku Kembali terbuka Coba kau renungkan sekali lagi  Di sisi manakah ku harus berdiri Sebab ini semua tergantung padamu Sedang di sini telah ku buka tanganku Sekarang tinggal bagaimanakah  Kau bersikap padaku Kekerasanmu mulai aku sukai  Sikap sikapmu pun telah ku mengerti Pandangan hidupmu aku pun setuju  Walau kita ada di jalan berbeda Tetapi jelas bahwa tujuan kita  Sama padanya Benarkah resahku sudutmu Jakarta  Cintaku mulai tumbuh subur